ku mau selalu bersyukur

Friday, August 5, 2016

PUJIAN DAN PENYEMBAHAN DALAM KELUARGA


Mazmur 71:1-24 (TB)  Pada-Mu, ya TUHAN, aku berlindung, janganlah sekali-kali aku mendapat malu.
Lepaskanlah aku dan luputkanlah aku oleh karena keadilan-Mu, sendengkanlah telinga-Mu kepadaku dan selamatkanlah aku!
Jadilah bagiku gunung batu, tempat berteduh, kubu pertahanan untuk menyelamatkan aku; sebab Engkaulah bukit batuku dan pertahananku.
Ya Allahku, luputkanlah aku dari tangan orang fasik, dari cengkeraman orang-orang lalim dan kejam.
Sebab Engkaulah harapanku, ya Tuhan, kepercayaanku sejak masa muda, ya ALLAH.
Kepada-Mulah aku bertopang mulai dari kandungan, Engkau telah mengeluarkan aku dari perut ibuku; Engkau yang selalu kupuji-puji.
Bagi banyak orang aku seperti tanda ajaib, karena Engkaulah tempat perlindunganku yang kuat.
Mulutku penuh dengan puji-pujian kepada-Mu, dengan penghormatan kepada-Mu sepanjang hari.
Janganlah membuang aku pada masa tuaku, janganlah meninggalkan aku apabila kekuatanku habis.
Sebab musuh-musuhku berkata-kata tentang aku, orang-orang yang mengincar nyawaku berunding bersama-sama
dan berkata: "Allah telah meninggalkan dia, kejar dan tangkaplah dia, sebab tidak ada yang melepaskan dia!"
Ya Allah, janganlah jauh dari padaku! Allahku, segeralah menolong aku!
Biarlah mendapat malu dan menjadi habis orang-orang yang memusuhi jiwaku; biarlah berselubungkan cela dan noda orang-orang yang mengikhtiarkan celakaku!
Tetapi aku senantiasa mau berharap dan menambah puji-pujian kepada-Mu;
mulutku akan menceritakan keadilan-Mu dan keselamatan yang dari pada-Mu sepanjang hari, sebab aku tidak dapat menghitungnya.
Aku datang dengan keperkasaan-keperkasaan Tuhan ALLAH, hendak memasyhurkan hanya keadilan-Mu saja!
Ya Allah, Engkau telah mengajar aku sejak kecilku, dan sampai sekarang aku memberitakan perbuatan-Mu yang ajaib;
juga sampai masa tuaku dan putih rambutku, ya Allah, janganlah meninggalkan aku, supaya aku memberitakan kuasa-Mu kepada angkatan ini, keperkasaan-Mu kepada semua orang yang akan datang.
Keadilan-Mu, ya Allah, sampai ke langit. Engkau yang telah melakukan hal-hal yang besar, ya Allah, siapakah seperti Engkau?
Engkau yang telah membuat aku mengalami banyak kesusahan dan malapetaka, Engkau akan menghidupkan aku kembali, dan dari samudera raya bumi Engkau akan menaikkan aku kembali.
Engkau akan menambah kebesaranku dan akan berpaling menghibur aku.
Aku pun mau menyanyikan syukur bagi-Mu dengan gambus atas kesetiaan-Mu, ya Allahku, menyanyikan mazmur bagi-Mu dengan kecapi, ya Yang Kudus Israel.
Bibirku bersorak-sorai sementara menyanyikan mazmur bagi-Mu, juga jiwaku yang telah Kaubebaskan.
Lidahku juga menyebut-nyebut keadilan-Mu sepanjang hari, sebab akan mendapat malu dan tersipu-sipu orang-orang yang mengikhtiarkan celakaku.

Pujian adalah suatu sikap terekspresi secara wajar dan otomatis ketika seseorang masuk dalam kekaguman.Arti ini benar,mendalam dan menantang.Tanpa kekaguman,memuji Tuhan akan menjadi tugas dan kewajiban semata,yang ditunaikan secara biasa,atau menjadi basa-basi yang munafik dan kosong tanpa rasa.Tetapi,dengan kekaguman,memuji Tuhan menjadi ekspresi penuh arti dan lahir dari hati.Kekaguman seperti itulah yang lahir dari Daud,ketika menyaksikan Allah hadir dalam setiap peristiwa hidupnya.
Keluarga yang memuji Tuhan adalah keluarga yang didalamnya Tuhan hadir.Setiap anggota mengagumi serta merasakan kebaikan-Nya.Keluarga tanpa kehadiran Tuhan laksana kawanan domba tanpa gembala,tiada pembimbing dan mudah diserakkan serta dicabik-cabik serigala kehancuran.Bayangkan betapa kacaunya jikalau setiap anggota keluarga berjalan sendiri-sendiri, melakukan kehendaknya sendiri dan hidup demi diri sendiri.Tetapi di dalam Tuhan,kita diikat menjadi satu dan utuh.Maka,undang Tuhan hadir di rumah kita,jangan biarkan Dia hanya mengetuk da menunggu di balik pintu.
Keluarga yang senantiasa memuji Tuhan terlihat dari perilaku hidup sehari-hari,yakni bagaimana suami penuh kasih mesra dengan istri,orang tua akrab dengan anak,kakak sayang pada adik dan keluarga rukun dengan tetangga.Pujian yang hidup lahir dari hati,nyata dalam aksi dan berbuahkan kasih.
Akan tetapi,iman yang dewasa tidak hanya memuji Tuhan pada saat hidup melimpah saja,melainkan juga pada saat kesusahan melanda.Pujian itu membebaskan jiwa dan hati kita.Sekalipun hidup ini dibelenggu oleh kesakitan dan keterbatasan,tetapi hati dan jiwa kita bebas.Pujian dalam kesesakan keluar dari iman,bukan dari perasaan semata,dan itu akan menjadi seruan yang kuat kepada Tuhan.Selanjutnya,jika kita masih dapat memuji Tuhan pada masa sulit,Itu membuktikan kita mengenal siapakah sebenarnya Tuhan yang di dalam kita.Akhirnya, pujian dalam kesesakan akan menjadi kesaksian yang indah bagi sesama.Demikian pula hendaknya puji-pujian kita tidak pernah berhenti kepada Tuhan.Dalam suka,duka,sakit dan terhimpit.Jikalau kita terus menghadirkan pujian penyembahan dalam keluarga kita,maka pasti Tuhan menyatakan karya-Nya yang dahsyat di tengah-tengah keluarga kita.

0 comments:

Post a Comment