ku mau selalu bersyukur

Sunday, June 19, 2016

PENYEMBAHAN YANG MENYENANGKAN


Roma 12: 1-21 (TB) Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.
Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.
Berdasarkan kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku, aku berkata kepada setiap orang di antara kamu: Janganlah kamu memikirkan hal -hal yang lebih tinggi dari pada yang patut kamu pikirkan, tetapi hendaklah kamu berpikir begitu rupa, sehingga kamu menguasai diri menurut ukuran iman, yang dikaruniakan Allah kepada kamu masing-masing.
Sebab sama seperti pada satu tubuh kita memiliki banyak anggota, tetapi tidak semua anggota itu memiliki tugas yang sama,
demikian juga kita, walaupun banyak, adalah satu tubuh di dalam Kristus; tetapi kita masing-masing adalah anggota yang seorang terhadap yang lain.
Demikianlah kita memiliki karunia yang berlain-lainan menurut kasih karunia yang dianugerahkan kepada kita: Jika karunia itu adalah untuk bernubuat baiklah kita melakukannya sesuai dengan iman kita.
Jika karunia untuk melayani, baiklah kita melayani; jika karunia untuk mengajar, baiklah kita mengajar;
jika karunia untuk menasihati, baiklah kita menasihati. Siapa yang membagi-bagikan sesuatu, hendaklah ia melakukannya dengan hati yang ikhlas; siapa yang memberi pimpinan, hendaklah ia melakukannya dengan rajin; siapa yang menunjukkan kemurahan, hendaklah ia melakukannya dengan sukacita.
Hendaklah kasih itu jangan pura-pura! Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik.
Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat.
Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan.
Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!
Bantulah dalam kekurangan orang-orang kudus dan usahakanlah dirimu untuk selalu memberikan tumpangan!
berkatilah siapa yang menganiaya kamu, berkatilah dan jangan mengutuk! 
Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, dan menangislah dengan orang yang menangis!
Hendaklah kamu sehati sepikir dalam hidupmu bersama; janganlah kamu memikirkan hal-hal yang tinggi, tetapi arahkanlah dirimu kepada hal-hal yang sederhana. Janganlah menganggap dirimu pandai!
Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah apa yang baik bagi semua orang!
Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang!
Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Allah, sebab ada tertulis: Pembalasan itu adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan, firman Tuhan.
Tapi, jika seterumu lapar, berilah dia makan; jika ia haus, berilah dia minum! Dengan demikian kamu menumpukkan bara api di atas kepalanya.
Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan!
William Booth, pendiri Bala Keselamatan, berkata, "Kehebatan daya manusia ada dalam harga penyerahan dirinya."
Inti penyembahan adalah berserah diri.Berserah diri adalah kata yang tidak populer, yang tidak disukai hampir seperti kata'tunduk.'Kata tersebut menyiratkan makna kalah, dan tidak seorangpun ingin menjadi pecundang.Berserah diri menimbulkan kesan tidak enak, yaitu mengakui kalah dalam pertempuran, kalah dalam suatu permainan, atau menyerah pada musuh yang lebih kuat.Kata tersebut hampir selalu digunakan dalam konteks yang negative, misalnya: "Para penjahat yang tertangkap menyerahkan diri kepada pihak yang berwajib."
Dalam budaya persaingan jaman ini, kita diajarkan untuk tidak pernah menyerah dan tidak pernah tunduk.Jadi tidak banyak mendengar tentang menyerah.Jika menang adalah hal yang amat penting, maka menyerahlah tidaklah terpikirkan.Kita lebih suka membicarakan soal menang, berhasil, mengalahkan, menaklukan ketimbang tentang mengalah, tunduk, taat, dan menyerah.Tetapi menyerahkan diri kepada Allah adalah inti penyembahan.Itu merupakan tanggapan wajar terhadap kasih dan belas kasihan Allah yang mengherankan.Kita memberi diri kita kepada Dia, bukan karena kita takut atau wajib, melainkan di dalam kasih, karena Allah lebih duu mengasihi kita.
Setelah menggunakan pasal dari Kitab Romauntuk menjelaskan tentang kasih karunia Allah yang ajaib kepada kita, Paulus mendorong kita untuk sepenuhnya menyerahkan hidup kita kepada Allah di dalam penyembahan: "Karena itu saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasehatkan kamu, supaya mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus, dan yang berkenan kepada Allah: Itu adalah ibadahmu yang sejati. "Ibadah yang sejati yaitu mendatangkan kesenangan bagi Allah, terjadi bila Anda memberi diri Anda sepenuhnya kepada Allah, sudahkah Anda melakukannya?

0 comments:

Post a Comment