ku mau selalu bersyukur

Tuesday, June 28, 2016

PERSIAPAN UNTUK KEKEKALAN

2 Korintus 5:1-10 (TB)  Karena kami tahu, bahwa jika kemah tempat kediaman kita di bumi ini dibongkar, Allah telah menyediakan suatu tempat kediaman di sorga bagi kita, suatu tempat kediaman yang kekal, yang tidak dibuat oleh tangan manusia.
Selama kita di dalam kemah ini, kita mengeluh, karena kita rindu mengenakan tempat kediaman sorgawi di atas tempat kediaman kita yang sekarang ini,
sebab dengan demikian kita berpakaian dan tidak kedapatan telanjang.
Sebab selama masih diam di dalam kemah ini, kita mengeluh oleh beratnya tekanan, karena kita mau mengenakan pakaian yang baru itu tanpa menanggalkan yang lama, supaya yang fana itu ditelan oleh hidup.
Tetapi Allahlah yang justru mempersiapkan kita untuk hal itu dan yang mengaruniakan Roh, kepada kita sebagai jaminan segala sesuatu yang telah disediakan bagi kita.
Maka oleh karena itu hati kami senantiasa tabah, meskipun kami sadar, bahwa selama kami mendiami tubuh ini, kami masih jauh dari Tuhan,
— sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat —
tetapi hati kami tabah, dan terlebih suka kami beralih dari tubuh ini untuk menetap pada Tuhan.
Sebab itu juga kami berusaha, baik kami diam di dalam tubuh ini, maupun kami diam di luarnya, supaya kami berkenan kepada-Nya.
Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat.
Suatu hari seorang ibu yang mengunjungi Starbucks,sangat terkejut ketika mendapati bahwa anaknya bekerja sebagai pelayan di kedai kopi itu.Setelah diusut,ternyata ayahnya lah yang mendorong anaknya untuk mencoba sebuah pekerjaan yang menjatuhkan kerendahaan hati untuk melayani.sebab selama ini anaknya tersebut terbiasa dilayani dan memberikan perintah.Sang ayah berkata,"Saya ingin dia berempati terhadap pekerjaan seorang pelayan.Sebab selama ini dia selalu  berada di posisi yang dilayani.Bagaimana rasanya jika sebaliknya,dia yang harus melayani?"Sang ayah ingin anaknya dipersiapkan menjadi pemuda yang ulet,gigih,pantang menyerah,pekerja keras,dan berani menghadapi tantangan.Itu sebabnya sejak awal sang ayah melatih mental anaknya untuk menerima keadaan terburuk sebagai seorang pelayan :mendapat perlakuaan tidak baik dari pembeli.
Sama seperti pemuda dalam kisah di atas yang dimasukkan oleh ayahnya dalam masa persiapan supaya ia siap terjun dalam tantangan yang lebih besar lagi dalam kehidupan yang sesungguhnya,demikianlah jugalah kita.Saat ini barulah kita ada dimasa persiapan untuk masuk dalam sebuah kehidupan yang jauh lebih penting daripada kehidpan kita di dunia ini yang sekarang.
Hidup yang sesunguhnya adalah hidup setelah kita meninggalkan dunia ini.Kita mungkin hidup 60 tahun sampai 80 tahun di bumi,tapi kita akan menghabiskan tidak terhingga tahun-tahun kita di kekekalan.Hidup kita saat ini hanyalah pemanasan,persiapan untuk hidup yang sesungguhnya.Persiapan apa yang perlu kita lakukan?Salah satu persiapan yang perlu kita lakukan adalah mulai mengambil langkah melayani!Gaya hidup warga negara Surga adalah melayani.
Mereka melayani Tuhan,mereka melayani sesama mereka,bahkan Tuhan pun melayani mereka.Menjadi pelayan berarti menyediakan dirinya menjadi berkat bagi orang lain melalui pelayanannya.Melayani itu suatu pekerjaan yang mulia.Suatu pekerjaan yang bisa menjadi berkat bagi sesama,bahkan bagi diri kita sendiri.Sebagai orang percaya,marilah kita persiapkan hidup dalam kekekalan dengan mulai melayani sesama manusia.

0 comments:

Post a Comment