ku mau selalu bersyukur

Friday, July 22, 2016

BAHASA TUBUH LEBIH MENENTUKAN


Amsal 14:1-35 (TB)  Perempuan yang bijak mendirikan rumahnya, tetapi yang bodoh meruntuhkannya dengan tangannya sendiri.
Siapa berjalan dengan jujur, takut akan TUHAN, tetapi orang yang sesat jalannya, menghina Dia.
Di dalam mulut orang bodoh ada rotan untuk punggungnya, tetapi orang bijak dipelihara oleh bibirnya.
Kalau tidak ada lembu, juga tidak ada gandum, tetapi dengan kekuatan sapi banyaklah hasil.
Saksi yang setia tidak berbohong, tetapi siapa menyembur-nyemburkan kebohongan, adalah saksi dusta.
Si pencemooh mencari hikmat, tetapi sia-sia, sedangkan bagi orang berpengertian, pengetahuan mudah diperoleh.
Jauhilah orang bebal, karena pengetahuan tidak kaudapati dari bibirnya.
Mengerti jalannya sendiri adalah hikmat orang cerdik, tetapi orang bebal ditipu oleh kebodohannya.
Orang bodoh mencemoohkan korban tebusan, tetapi orang jujur saling menunjukkan kebaikan.
Hati mengenal kepedihannya sendiri, dan orang lain tidak dapat turut merasakan kesenangannya.
Rumah orang fasik akan musnah, tetapi kemah orang jujur akan mekar.
Ada jalan yang disangka orang lurus, tetapi ujungnya menuju maut.
Di dalam tertawa pun hati dapat merana, dan kesukaan dapat berakhir dengan kedukaan.
Orang yang murtad hatinya menjadi kenyang dengan jalannya, dan orang yang baik dengan apa yang ada padanya.
Orang yang tak berpengalaman percaya kepada setiap perkataan, tetapi orang yang bijak memperhatikan langkahnya.
Orang bijak berhati-hati dan menjauhi kejahatan, tetapi orang bebal melampiaskan nafsunya dan merasa aman.
Siapa lekas naik darah, berlaku bodoh, tetapi orang yang bijaksana, bersabar.
Orang yang tak berpengalaman mendapat kebodohan, tetapi orang yang bijak bermahkotakan pengetahuan.
Orang jahat tunduk di dekat orang baik, orang fasik di depan pintu gerbang orang benar.
Juga oleh temannya orang miskin itu dibenci, tetapi sahabat orang kaya itu banyak.
Siapa menghina sesamanya berbuat dosa, tetapi berbahagialah orang yang menaruh belas kasihan kepada orang yang menderita.
Tidak sesatkah orang yang merencanakan kejahatan? Tetapi yang merencanakan hal yang baik memperoleh kasih dan setia.
Dalam tiap jerih payah ada keuntungan, tetapi kata-kata belaka mendatangkan kekurangan saja.
Mahkota orang bijak adalah kepintarannya; tajuk orang bebal adalah kebodohannya.
Saksi yang setia menyelamatkan hidup, tetapi siapa menyembur-nyemburkan kebohongan adalah pengkhianat.
Dalam takut akan TUHAN ada ketenteraman yang besar, bahkan ada perlindungan bagi anak-anak-Nya.
Takut akan TUHAN adalah sumber kehidupan sehingga orang terhindar dari jerat maut.
Dalam besarnya jumlah rakyat terletak kemegahan raja, tetapi tanpa rakyat runtuhlah pemerintah.
Orang yang sabar besar pengertiannya, tetapi siapa cepat marah membesarkan kebodohan.
Hati yang tenang menyegarkan tubuh, tetapi iri hati membusukkan tulang.
Siapa menindas orang yang lemah, menghina Penciptanya, tetapi siapa menaruh belas kasihan kepada orang miskin, memuliakan Dia.
Orang fasik dirobohkan karena kejahatannya, tetapi orang benar mendapat perlindungan karena ketulusannya.
Hikmat tinggal di dalam hati orang yang berpengertian, tetapi tidak dikenal di dalam hati orang bebal.
Kebenaran meninggikan derajat bangsa, tetapi dosa adalah noda bangsa.
Raja berkenan kepada hamba yang berakal budi, tetapi kemarahannya menimpa orang yang membuat malu.

Sepasang suami istri telah memiliki empat anak.Bagi sang suami wanita dan seks adalah candu dalam kehidupannya.Bahkan demi kesenangan sang suami memelihara wanita simpanan tanpa memperdulikan keluarganya.Sang suami akhirnya meninggalkan istrinya dan hidup bersama wanita simpananya tersebut.Sang istri tetap berdoa kepada Tuhan agar Tuhan mengembalikan suaminya.Sang istri menemui suaminya dan berusaha mengajaknya pulang kembali,namun sang suami justru memarahinya dan menyalahkan istrinya.Singkat cerita sang suami akhirnya mengikuti camp pria dan akhirnya bertobat.Sepulang dari camp pria,sang suami meminta maaf kepada istrinya sampai tersungkur di kaki sang istri.Sang suami menangis dan menyesali semua perbuatan jahat yang pernah dilakukan kepada istrinya.Saat itulah sang istri memaafkan suaminya.
Meminta maaf bagi sebagian orang bukanlah hal yang mudah dilakukan.Oleh sebab itu ada yang meminta maaf tapi bahasa tubuhnya tidak mencerminkan kalau ia meminta maaf.Dalam kisah di atas sang suami minta maaf dan bahasa tubunya mendukung yaitu ia sampai tersungkur di bawah kaki istrinya serta menangis,sesuatu yang sebelumnya tidak pernah ia lakukan.Kalau saja sang suami dalam kisah di atas minta maaf tapi bahasa tubuhnya tidak menunjukkan penyesalannya,maka permintaan maaf tersebut bisa dikatakan hanya luarnya saja,bukan dari dalam hati.
Siapapun Anda,apabila Anda meminta maaf kepada orang lain tunjukkanlah tidak hanya dengan kata-kata tapi juga dengan bahasa tubuh.bahasa tubuh berbicara lebih banyak daripada dengan kata-kata.Tuhan Yesus memberkati.

0 comments:

Post a Comment