ku mau selalu bersyukur

Friday, July 29, 2016

HAL KECIL YANG MENDATANGKAN KEBAHAGIAAN


Roma 14:1-23 (TB)  Terimalah orang yang lemah imannya tanpa mempercakapkan pendapatnya.
Yang seorang yakin, bahwa ia boleh makan segala jenis makanan, tetapi orang yang lemah imannya hanya makan sayur-sayuran saja.
Siapa yang makan, janganlah menghina orang yang tidak makan, dan siapa yang tidak makan, janganlah menghakimi orang yang makan, sebab Allah telah menerima orang itu.
Siapakah kamu, sehingga kamu menghakimi hamba orang lain? Entahkah ia berdiri, entahkah ia jatuh, itu adalah urusan tuannya sendiri. Tetapi ia akan tetap berdiri, karena Tuhan berkuasa menjaga dia terus berdiri.
Yang seorang menganggap hari yang satu lebih penting dari pada hari yang lain, tetapi yang lain menganggap semua hari sama saja. Hendaklah setiap orang benar-benar yakin dalam hatinya sendiri.
Siapa yang berpegang pada suatu hari yang tertentu, ia melakukannya untuk Tuhan. Dan siapa makan, ia melakukannya untuk Tuhan, sebab ia mengucap syukur kepada Allah. Dan siapa tidak makan, ia melakukannya untuk Tuhan, dan ia juga mengucap syukur kepada Allah.
Sebab tidak ada seorang pun di antara kita yang hidup untuk dirinya sendiri, dan tidak ada seorang pun yang mati untuk dirinya sendiri.
Sebab jika kita hidup, kita hidup untuk Tuhan, dan jika kita mati, kita mati untuk Tuhan. Jadi baik hidup atau mati, kita adalah milik Tuhan.
Sebab untuk itulah Kristus telah mati dan hidup kembali, supaya Ia menjadi Tuhan, baik atas orang-orang mati, maupun atas orang-orang hidup.
Tetapi engkau, mengapakah engkau menghakimi saudaramu? Atau mengapakah engkau menghina saudaramu? Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Allah.
Karena ada tertulis: "Demi Aku hidup, demikianlah firman Tuhan, semua orang akan bertekuk lutut di hadapan-Ku dan semua orang akan memuliakan Allah." 
Demikianlah setiap orang di antara kita akan memberi pertanggungan jawab tentang dirinya sendiri kepada Allah.
Karena itu janganlah kita saling menghakimi lagi! Tetapi lebih baik kamu menganut pandangan ini: Jangan kita membuat saudara kita jatuh atau tersandung!
Aku tahu dan yakin dalam Tuhan Yesus, bahwa tidak ada sesuatu yang najis dari dirinya sendiri. Hanya bagi orang yang beranggapan, bahwa sesuatu adalah najis, bagi orang itulah sesuatu itu najis.
Sebab jika engkau menyakiti hati saudaramu oleh karena sesuatu yang engkau makan, maka engkau tidak hidup lagi menurut tuntutan kasih. Janganlah engkau membinasakan saudaramu oleh karena makananmu, karena Kristus telah mati untuk dia.
Apa yang baik, yang kamu miliki, janganlah kamu biarkan difitnah.
Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus.
Karena barangsiapa melayani Kristus dengan cara ini, ia berkenan pada Allah dan dihormati oleh manusia.
Sebab itu marilah kita mengejar apa yang mendatangkan damai sejahtera dan yang berguna untuk saling membangun.
Janganlah engkau merusakkan pekerjaan Allah oleh karena makanan! Segala sesuatu adalah suci, tetapi celakalah orang, jika oleh makanannya orang lain tersandung!
Baiklah engkau jangan makan daging atau minum anggur, atau sesuatu yang menjadi batu sandungan untuk saudaramu.
Berpeganglah pada keyakinan yang engkau miliki itu, bagi dirimu sendiri di hadapan Allah. Berbahagialah dia, yang tidak menghukum dirinya sendiri dalam apa yang dianggapnya baik untuk dilakukan.
Tetapi barangsiapa yang bimbang, kalau ia makan, ia telah dihukum, karena ia tidak melakukannya berdasarkan iman. Dan segala sesuatu yang tidak berdasarkan iman, adalah dosa.


Seorang anak bertengkar hebat dengan ibunya dan meninggalkan rumah.Saat berjalan meninggalkan rumah,ia baru menyadari bahwa ia sama sekali tidak membawa uang.Ia melewati sebuah kedai bakmi.Ia ingin sekali memesan semangkuk bakmi karena lapar.Pemilik bakmi melihat anak itu berdiri cukup lama di depan kedainya lalu bertanya, "Nak,apakah engkau ingin memesan bakmi?" "Ya,tetapi aku tidak membawa uang,"jawab anak itu dengan malu-malu. "Tidak apa-apa,kamu tidak perlu membayar, "Jawab si pemilik kedai.Anak itu segera makan.Kemudian air matanya mulai berlinang."Ada apa nak?"tanya si pemilik kedai. "Tidak apa-apa,aku hanya terharu karena seseorang yang baru kukenal memberi aku semangkuk bakmi sedangkan ibuku sendiri setelah bertengkar denganku,mengusirku dari rumah.Kau seorang yang baru kukenal tetapi begitu peduli padaku..."Pemilik kedai itu tersenyum arif dan berkata,"Nak mengapa kau berpikir begitu?Renungkanlah hal ini,aku hanya memberimu semangkuk bakmi dan kau begitu terharu?Seharusnya kau berterimakasih kepadanya..."Anak itu kaget mendengar hal tersebut. "Mengapa aku tidak berpikir tentang hal itu?Untuk semangkuk bakmi dari orang yang baru kukenal aku begitu berterimakasih,tetapi terhadap ibuku yang memasak untukku selama bertahun-tahun,aku bahkan tidak peduli."
Anak itu segera menghabiskan bakminya lalu ia menguatkan dirinya untuk segera pulang.Begitu sampai di ambang pintu rumah,ia melihat ibunya dengan wajah letih dan cemas berdiri di dekat pintu.Ketika melihat anaknya,kalimat pertama yang keluar dari mulutnya adalah:"Nak,kau sudah pulang,cepat masuk,aku telah menyiapkan makan malam."Mendengar hal itu sang anak tidak dapat menahan tangisnya dan ia menangis serta memeluk ibunya.
Kadang kita mungkin akan sangat berterimakasih kepada orang lain untuk suatu pertolongan kecil yang diberikannya kepda kita.Namun kepada orang yang sangat dekat dengan kita(keluarga)khususnya orangtua kita,kita sering melupakannya begitu saja.Mungkin ilustrasi ini sering Anda dengar,tetapi sekai lagi kita diingatkan untuk selalu mengucpakan terimakasih dengan tulus kepada orang-orang di sekitar kita khususnya keluarga kita.

0 comments:

Post a Comment