ku mau selalu bersyukur

Sunday, July 17, 2016

MEMAHAMI BAHASA KASIH

Amsal 14:1-35

Perempuan yang bijak mendirikan rumahnya, tetapi yang bodoh meruntuhkannya dengan tangannya sendiri.
Siapa berjalan dengan jujur, takut akan TUHAN, tetapi orang yang sesat jalannya, menghina Dia.
Di dalam mulut orang bodoh ada rotan untuk punggungnya, tetapi orang bijak dipelihara oleh bibirnya.
Kalau tidak ada lembu, juga tidak ada gandum, tetapi dengan kekuatan sapi banyaklah hasil.
Saksi yang setia tidak berbohong, tetapi siapa menyembur-nyemburkan kebohongan, adalah saksi dusta.
Si pencemooh mencari hikmat, tetapi sia-sia, sedangkan bagi orang berpengertian, pengetahuan mudah diperoleh.
Jauhilah orang bebal, karena pengetahuan tidak kaudapati dari bibirnya.
Mengerti jalannya sendiri adalah hikmat orang cerdik, tetapi orang bebal ditipu oleh kebodohannya.
Orang bodoh mencemoohkan korban tebusan, tetapi orang jujur saling menunjukkan kebaikan.
Hati mengenal kepedihannya sendiri, dan orang lain tidak dapat turut merasakan kesenangannya.
Rumah orang fasik akan musnah, tetapi kemah orang jujur akan mekar.
Ada jalan yang disangka orang lurus, tetapi ujungnya menuju maut.
Di dalam tertawa pun hati dapat merana, dan kesukaan dapat berakhir dengan kedukaan.
Orang yang murtad hatinya menjadi kenyang dengan jalannya, dan orang yang baik dengan apa yang ada padanya.
Orang yang tak berpengalaman percaya kepada setiap perkataan, tetapi orang yang bijak memperhatikan langkahnya.
Orang bijak berhati-hati dan menjauhi kejahatan, tetapi orang bebal melampiaskan nafsunya dan merasa aman.
Siapa lekas naik darah, berlaku bodoh, tetapi orang yang bijaksana, bersabar.
Orang yang tak berpengalaman mendapat kebodohan, tetapi orang yang bijak bermahkotakan pengetahuan.
Orang jahat tunduk di dekat orang baik, orang fasik di depan pintu gerbang orang benar.
Juga oleh temannya orang miskin itu dibenci, tetapi sahabat orang kaya itu banyak.
Siapa menghina sesamanya berbuat dosa, tetapi berbahagialah orang yang menaruh belas kasihan kepada orang yang menderita.
Tidak sesatkah orang yang merencanakan kejahatan? Tetapi yang merencanakan hal yang baik memperoleh kasih dan setia.
Dalam tiap jerih payah ada keuntungan, tetapi kata-kata belaka mendatangkan kekurangan saja.
Mahkota orang bijak adalah kepintarannya; tajuk orang bebal adalah kebodohannya.
Saksi yang setia menyelamatkan hidup, tetapi siapa menyembur-nyemburkan kebohongan adalah pengkhianat.
Dalam takut akan TUHAN ada ketenteraman yang besar, bahkan ada perlindungan bagi anak-anak-Nya.
Takut akan TUHAN adalah sumber kehidupan sehingga orang terhindar dari jerat maut.
Dalam besarnya jumlah rakyat terletak kemegahan raja, tetapi tanpa rakyat runtuhlah pemerintah.
Orang yang sabar besar pengertiannya, tetapi siapa cepat marah membesarkan kebodohan.
Hati yang tenang menyegarkan tubuh, tetapi iri hati membusukkan tulang.
Siapa menindas orang yang lemah, menghina Penciptanya, tetapi siapa menaruh belas kasihan kepada orang miskin, memuliakan Dia.
Orang fasik dirobohkan karena kejahatannya, tetapi orang benar mendapat perlindungan karena ketulusannya.
Hikmat tinggal di dalam hati orang yang berpengertian, tetapi tidak dikenal di dalam hati orang bebal.
Kebenaran meninggikan derajat bangsa, tetapi dosa adalah noda bangsa.
Raja berkenan kepada hamba yang berakal budi, tetapi kemarahannya menimpa orang yang membuat malu.


Setelah berpacaran 6 tahun,seorang wanita akhirnya menikah dengan pria yang menjadi pilihannya itu.Karena pekerjaan,pasangan tersebut hidup terpisah sekitar 1 tahun di awal pernikahannya.Awalnya,kehidupan rumah tangga pasangan baru tersebut berjalan biasa saja.Namun,setelah beberapa waktu berlalu,sang istri mulai berpikir mengapa suaminya tidak pernah memberikan kejutan-kejutan ataupun hadiah kepadanya.Padahal dia sangat ingin diberikan kejutan oleh suaminya.Suami ini tidak memahami keinginan istrinya.Istri ini tidak diam saja,dia pun mengungkapkan keinginannya kepada suaminya itu kalau dia ingin diberikan hadiah oleh suaminya.Suami ini pun berusaha memahami bahasa kasih pasangannya.Tidak seperti keinginan sang istri memang,namun sang suami memberikan banyak perhatian kepada istrinya.Akhirnya sang istri pun memahami bahwa apa yang dilakukan suaminya selama ini adalah wujud bahasa kasihnya,bukan harus dengan memberikan hadiah atau kejutan-kejutan.
Sebagian dari kita mungkin juga pernah mengalami hal yang sama denga  cerita di atas.Kita menuntut pasangan/orangtua/anak kita mengerti apa kemauan kita,namun kita tidak mau berusaha mengerti kemauan mereka.Tanpa kita sadari,hal tersebut dapat menggangu keharmonisan rumah tangga kita.Jangan sampai rumah tangga kita berantakan atau tidak harmonis hanya karena tidak adanya ekspresi bahasa kasih.
Memahami bahasa kasih dan mengekspresikannya memang tidak mudah,ini memerlukan usaha dan perjuangan.Akan tetapi,apabila kita konsisten melakukannya,maka hubungan keluarga akan dipulihkan kembali,dan kita akan menikmati kebahagiaan keluarga yang luar biasa.Memahami bahasa kasih akan membuat keluarga makin harmonis,sebuah hubungan menjadi indah dan masalah yang lain pun akan mudah diatasi.Mari jangan malu untuk menunjukkan bahasa kasih kita kepada pasangan/orangtua/anak/teman kita.

0 comments:

Post a Comment