ku mau selalu bersyukur

Monday, August 8, 2016

TUHAN LEBIH PEDULI PADA HATI KITA



1 Samuel 16:1-13 (TB)  Berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: "Berapa lama lagi engkau berdukacita karena Saul? Bukankah ia telah Kutolak sebagai raja atas Israel? Isilah tabung tandukmu dengan minyak dan pergilah. Aku mengutus engkau kepada Isai, orang Betlehem itu, sebab di antara anak-anaknya telah Kupilih seorang raja bagi-Ku."
Tetapi Samuel berkata: "Bagaimana mungkin aku pergi? Jika Saul mendengarnya, ia akan membunuh aku." Firman TUHAN: "Bawalah seekor lembu muda dan katakan: Aku datang untuk mempersembahkan korban kepada TUHAN.
Kemudian undanglah Isai ke upacara pengorbanan itu, lalu Aku akan memberitahukan kepadamu apa yang harus kauperbuat. Urapilah bagi-Ku orang yang akan Kusebut kepadamu."
Samuel berbuat seperti yang difirmankan TUHAN dan tibalah ia di kota Betlehem. Para tua-tua di kota itu datang mendapatkannya dengan gemetar dan berkata: "Adakah kedatanganmu ini membawa selamat?"
Jawabnya: "Ya, benar! Aku datang untuk mempersembahkan korban kepada TUHAN. Kuduskanlah dirimu, dan datanglah dengan daku ke upacara pengorbanan ini." Kemudian ia menguduskan Isai dan anak-anaknya yang laki-laki dan mengundang mereka ke upacara pengorbanan itu.
Ketika mereka itu masuk dan Samuel melihat Eliab, lalu pikirnya: "Sungguh, di hadapan TUHAN sekarang berdiri yang diurapi-Nya."
Tetapi berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: "Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati."
Lalu Isai memanggil Abinadab dan menyuruhnya lewat di depan Samuel, tetapi Samuel berkata: "Orang ini pun tidak dipilih TUHAN."
Kemudian Isai menyuruh Syama lewat, tetapi Samuel berkata: "Orang ini pun tidak dipilih TUHAN."
Demikianlah Isai menyuruh ketujuh anaknya lewat di depan Samuel, tetapi Samuel berkata kepada Isai: "Semuanya ini tidak dipilih TUHAN."
Lalu Samuel berkata kepada Isai: "Inikah anakmu semuanya?" Jawabnya: "Masih tinggal yang bungsu, tetapi sedang menggembalakan kambing domba." Kata Samuel kepada Isai: "Suruhlah memanggil dia, sebab kita tidak akan duduk makan, sebelum ia datang ke mari."
Kemudian disuruhnyalah menjemput dia. Ia kemerah-merahan, matanya indah dan parasnya elok. Lalu TUHAN berfirman: "Bangkitlah, urapilah dia, sebab inilah dia."
Samuel mengambil tabung tanduk yang berisi minyak itu dan mengurapi Daud di tengah-tengah saudara-saudaranya. Sejak hari itu dan seterusnya berkuasalah Roh TUHAN atas Daud. Lalu berangkatlah Samuel menuju Rama.


Tiga detik.Hanya sekejap,waktu yang dibutuhkan seseorang untuk memberikan penilaian.Suka atau tidak suka,manusia adalah makhluk visual yang sangat memperhatikan penampilan.Semakin menarik seseorang ataupun suatu benda,maka kita pun akan semakin menyukainya.Karena inilah,kita cenderung menghabiskan banyak waktu dan biaya demi memoles penampilan,yang kita harap dapat membuat orang lain terkesan.Bahkan ,kita kian lupa bahwa di hadapn Tuhan,penampilan seseorang tidak berarti apa-apa.
Kesalahan ini juga dilakukan oleh Samuel.Ketika Tuhan mengutusnya kepada Isai untuk mengurapi anaknya sebagai raja,ia begitu terkesan dengan penampilan Eliab,sehingga ia berfikir "Sungguh,di hadapan Tuhan sekarang berdiri yang diurapi-Nya."Begitu pula dengan Abinadab dan Syama.Seperti yang kita ketahui kemudian,ketiga anak Isai ini tergabung dengan pasukan Saul.Perawakan mereka pastilah besar dan gagah.Namun bukan mereka yang dipilih Tuhan.Justru Daud,anak bungsu Isai,yang pekerjaan sehari-harinya hanya menjaga domba ayahnyalah yang Tuhan pilih.
Kisah ini mengingatkan kita bahwa Tuhan memiliki standar yang berbeda dengan manusia.Manusia mungkin hanya bisa melihat secara kasat mata,tetapi Tuhan melihat sampai ke hati yang paling dalam.Bukan rupa kita,bukan pula status,jabatan,kekayaan,keahlian,maupun kepandaian yang Tuhan pandang.Yang Tuhan cari adalah hati yang terpaut kepada-Nya.Yang melakukan segala sesuatunya seperti untuk Tuhan.Dibandingkan dengan apa yang terlihat di luar ,Tuhan lebih peduli dengan apa yang ada dalam diri kita.Pada kualitas hati dan karakter yang kita miliki.Kepada diri kita yang sesungguhnya.Jika selama ini kita sibuk untuk memoles penampilan luar kita,mungkin sudah saatnya bagi kita untukvlebih memperhatikan pembentukan karakter kita.Agr kita pun dapat menjadi pribadi yang berkenan di hadapan Tuhan.

0 comments:

Post a Comment