ku mau selalu bersyukur

Tuesday, August 9, 2016

MENJAGA INEGRITAS DI HADAPAN TUHAN


Matius 5:17-48 (TB)  "Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.
Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.
Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga.
Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.
Kamu telah mendengar yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum.
Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala.
Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau,
tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu.
Segeralah berdamai dengan lawanmu selama engkau bersama-sama dengan dia di tengah jalan, supaya lawanmu itu jangan menyerahkan engkau kepada hakim dan hakim itu menyerahkan engkau kepada pembantunya dan engkau dilemparkan ke dalam penjara.
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya engkau tidak akan keluar dari sana, sebelum engkau membayar hutangmu sampai lunas.
Kamu telah mendengar firman: Jangan berzinah.
Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya.
Maka jika matamu yang kanan menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa, dari pada tubuhmu dengan utuh dicampakkan ke dalam neraka.
Dan jika tanganmu yang kanan menyesatkan engkau, penggallah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa dari pada tubuhmu dengan utuh masuk neraka.
Telah difirmankan juga: Siapa yang menceraikan isterinya harus memberi surat cerai kepadanya.
Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang menceraikan isterinya kecuali karena zinah, ia menjadikan isterinya berzinah; dan siapa yang kawin dengan perempuan yang diceraikan, ia berbuat zinah.
Kamu telah mendengar pula yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan bersumpah palsu, melainkan peganglah sumpahmu di depan Tuhan.
Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah sekali-kali bersumpah, baik demi langit, karena langit adalah takhta Allah,
maupun demi bumi, karena bumi adalah tumpuan kaki-Nya, ataupun demi Yerusalem, karena Yerusalem adalah kota Raja Besar;
janganlah juga engkau bersumpah demi kepalamu, karena engkau tidak berkuasa memutihkan atau menghitamkan sehelai rambut pun.
Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat.
Kamu telah mendengar firman: Mata ganti mata dan gigi ganti gigi.
Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapa pun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu.
Dan kepada orang yang hendak mengadukan engkau karena mengingini bajumu, serahkanlah juga jubahmu.
Dan siapa pun yang memaksa engkau berjalan sejauh satu mil, berjalanlah bersama dia sejauh dua mil.
Berilah kepada orang yang meminta kepadamu dan janganlah menolak orang yang mau meminjam dari padamu.
Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu.
Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.
Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar.
Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian?
Dan apabila kamu hanya memberi salam kepada saudara-saudaramu saja, apakah lebihnya dari pada perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tidak mengenal Allah pun berbuat demikian?
Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna."
Tidaklah mudah bagi orang percaya untuk hidup di dunia ini.Setiap harinya, kita bergulat untuk mempertahankan nilai-nilai kebenaran dalam setiap perkataan,perilaku dan tindakan kita.Sungguh sulit,ketika orang-orang di sekitar kita melakukan berbagai hal yang memuaskan daging mereka,seakan itu hal adalah yang wajar.Sementara kita mengetahui bahwa semua itu tidak berkenan di hadapan Tuhan.Pertentangan pun kerap terjadi di dalam diri kita,apakah seharusnya kita turut melakukan hal yang sudah dianggap "wajar" tersebut atau tetap bertahan.
Ketika bangsa Israel diasingkan ke Babel,mereka segera dihadapkan dengan budaya penyembahan berhala.Sebagai tawanan perang dan budak,mereka tidak lagi mempunyai hak untuk memilih allah mana yang ingin mereka sembah.Mereka pun harus menyesuaikan diri dengan gaya hidup di tempat baru mereka.Namun tidak demikian dengan Daniel.Semenjak awal,ia dan ketiga temannya tetap teguh mempertahankan kepercayaan mereka.Dalam tekanan demi tekanan ,fokus mereka kepada Tuhan tidak pernah goyah.Meski dengan melakukannya berarti menentang perintah raja.Namun integritas yang mereka jaga menggerakkan hati Tuhan untuk selalu menurunkan pembelaan-Nya.Hati raja pun Tuhan menangkan bagi mereka.Dari waktu ke waktu,Tuhan membawa mereka semakin tinggi dan nama-Nya pun semakin dipermuliakan.
Terkadang,lebih mudah bagi kita untuk mengikuti arus dunia.Bahkan kita berharap Tuhan mengerti alasan kita berkompromi.Ya,Tuhan memang mengerti,karena Dia sendiri yang mengatakan bahwa Dia mengutus kita seperti domba ke tengah-tengah serigala.Tetapi Dia juga mengatakan agar kita menyikapinya dengan hikmat sambil menjaga hati kita agar tetap murni.Belajar dari Daniel.Di mana pun ia berada,apaun yang terjadi,ia tidak pernah lupa identitasnya sebagai umat Allah.Dibandingkan dengan kenyamanan hidup,penerimaan orang lain dan bahkan nyawanya sendiri,ia lebih takut kehilangan perkenanan Tuhan.Mari kita minta pertolongan Roh Kudus untuk senantiasa bisa menjaga hidup kita selalu dalam integritas di hadapan Tuhan dan manusia.

0 comments:

Post a Comment