ku mau selalu bersyukur

Tuesday, July 12, 2016

PERKATAAN-PERKATAAN YANG TEPAT


Amsal 15:1-33 (TB)  Jawaban yang lemah lembut meredakan kegeraman, tetapi perkataan yang pedas membangkitkan marah.
Lidah orang bijak mengeluarkan pengetahuan, tetapi mulut orang bebal mencurahkan kebodohan.
Mata TUHAN ada di segala tempat, mengawasi orang jahat dan orang baik.
Lidah lembut adalah pohon kehidupan, tetapi lidah curang melukai hati.
Orang bodoh menolak didikan ayahnya, tetapi siapa mengindahkan teguran adalah bijak.
Di rumah orang benar ada banyak harta benda, tetapi penghasilan orang fasik membawa kerusakan.
Bibir orang bijak menaburkan pengetahuan, tetapi hati orang bebal tidak jujur.
Korban orang fasik adalah kekejian bagi TUHAN, tetapi doa orang jujur dikenan-Nya.
Jalan orang fasik adalah kekejian bagi TUHAN, tetapi siapa mengejar kebenaran, dikasihi-Nya.
Didikan yang keras adalah bagi orang yang meninggalkan jalan yang benar, dan siapa benci kepada teguran akan mati.
Dunia orang mati dan kebinasaan terbuka di hadapan TUHAN, lebih-lebih hati anak manusia!
Si pencemooh tidak suka ditegur orang; ia tidak mau pergi kepada orang bijak.
Hati yang gembira membuat muka berseri-seri, tetapi kepedihan hati mematahkan semangat.
Hati orang berpengertian mencari pengetahuan, tetapi mulut orang bebal sibuk dengan kebodohan.
Hari orang berkesusahan buruk semuanya, tetapi orang yang gembira hatinya selalu berpesta.
Lebih baik sedikit barang dengan disertai takut akan TUHAN dari pada banyak harta dengan disertai kecemasan.
Lebih baik sepiring sayur dengan kasih dari pada lembu tambun dengan kebencian.
Si pemarah membangkitkan pertengkaran, tetapi orang yang sabar memadamkan perbantahan.
Jalan si pemalas seperti pagar duri, tetapi jalan orang jujur adalah rata.
Anak yang bijak menggembirakan ayahnya, tetapi orang yang bebal menghina ibunya.
Kebodohan adalah kesukaan bagi yang tidak berakal budi, tetapi orang yang pandai berjalan lurus.
Rancangan gagal kalau tidak ada pertimbangan, tetapi terlaksana kalau penasihat banyak.
Seseorang bersukacita karena jawaban yang diberikannya, dan alangkah baiknya perkataan yang tepat pada waktunya!
Jalan kehidupan orang berakal budi menuju ke atas, supaya ia menjauhi dunia orang mati di bawah.
Rumah orang congkak dirombak TUHAN, tetapi batas tanah seorang janda dijadikan-Nya tetap.
Rancangan orang jahat adalah kekejian bagi TUHAN, tetapi perkataan yang ramah itu suci.
Siapa loba akan keuntungan gelap, mengacaukan rumah tangganya, tetapi siapa membenci suap akan hidup.
Hati orang benar menimbang-nimbang jawabannya, tetapi mulut orang fasik mencurahkan hal-hal yang jahat.
TUHAN itu jauh dari pada orang fasik, tetapi doa orang benar didengar-Nya.
Mata yang bersinar-sinar menyukakan hati, dan kabar yang baik menyegarkan tulang.
Orang yang mengarahkan telinga kepada teguran yang membawa kepada kehidupan akan tinggal di tengah-tengah orang bijak.
Siapa mengabaikan didikan membuang dirinya sendiri, tetapi siapa mendengarkan teguran, memperoleh akal budi.
Takut akan TUHAN adalah didikan yang mendatangkan hikmat, dan kerendahan hati mendahului kehormatan.
Sebagian besar dari kita mungkin pernah menyesali perkataan kita.Orang yang bijaksana tentu akan berpikir terlebih dahulu sebelum berkata-kata,supaya ia tidak banyak menyesali perkataan yang sebenarnya tidak perlu untuk diucapkan(yang sia-sia/tidak berarti).Seorang filsuf dari Yunani,bernama Publisius berkata: "Saya sering menyesali perkataan saya,tetapi tidak pernah menyesali sikap diam(kebisuan)saya."Publisius sungguh-sungguh menyadari,betapa ia sering bersalah dalam perkataannya.
Mao Tse Tung dulunya adalah seorang anak sekolah minggu ,tetapi karena guru sekolah minggunya suatu kali mengatai dia sebagai'anjing kuning',ia lalu meninggalkan gereja dan menjadi komunis.Peribahasa Tiongkok mengatakan bahwa: " Perkataan yang keluar dari mulut kita itu ibarat anak panah yang kita lepaskan dari busurnya.Jika perkataan yang kita lepaskan adalah perkataan yang menyakiti orang lain,maka sekalipun kita sudah meminta maaf,akan tetapi bekasnya masih ada/masih terasa." Hikmah dari kisah Mao Tse Tung  adalah kita harus berhati-hati dengan ucapan/perkataan kita (misalnya :ejekan atau juluk-julukan yang tidak pantas ),karena tanpa kita sadari hal itu dapat mengakibatkan luka batin dan berdampak besar bagi perkembangan mental/psikologis seseorang.
Perkataan seperti itu sangat merusak.Itu mengganggu,seperti tetes air dari keran bocor.Itu menyakiti dengan membuat orang lain merasa tidak enak.Perkataan seperti itu membangun rasa bersalah,menyebabkan mereka merendahkan diri,membuang harga diri mereka.Hasilnya semakin merusak hubungan.Tidak baik membuat orang lain merasa buruk.Saat kita meminta seseorang melakukan sesuatu,dan jika mereka setuju tapi gagal,kita bisa mengingatkan mereka dengan kasih yang baik tanpa menyatakan kemarahan atau merendahkan. "Janganlah perkataan tidak sehat keluar dari mulut kita. "Perkataan-perkataan yang lemah lembut dan membangun,supaya perkataan kita dapat menjadi berkat dan motivasi bagi orang yang kita kasihi.

0 comments:

Post a Comment